Berita Terkait BKD D.I. Yogyakarta

UPACARA HUT KORPRI KE-47

Upacara memperingati Hari Ulang Tahun KORPRI ke-47 Pemerintah Daerah DIY diselenggarakan di Bangsal Kepatihan. Upacara dipimpin langsung oleh Bapak Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Ir. Gatot Saptadi dan dihadiri segenap pegawai di komplek Kepatihan. Badan Kepegawaian Daerah bergabung juga menjadi peserta upacara di Kepatihan tersebut.

Pada kesempatan ini Sekda DIY menyampaikan amanat Presiden RI selaku Penasehat Nasional KORPRI. Dalam sambutannya Presiden mengajak jajaran Aparatur Sipil Negara juga ikut serta menjadi teladan masyarakat  dengan mengedepankan budi pekerti, etika dan profesionalisme. Presiden minta kepada  seluruh jaiaran Aparatur Sipil Negara untuk segera memperkuat diri untuk menjadi agen transformasi penguatan SDM kita, menjadi agen transformasi dalam membangun talenta-talenta anak bangsa. Dengan peran Aparatur Sipil Negara yang tersebar di seluruh pelosok Nusantara, transformasi kualitas SDM yang dilakukan secara besar-besaran dan akan memberikan hasil yang positif bagi kemajuan bangsa.

 

Ada yang berbeda dalam upacara kali ini, selain pelaksanaan upacara, ada penyerahan hadiah kepada para pemenang lomba kompetisi Budaya Pemerintahan SATRIYA.  Budaya Pemerintahan di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah bentuk komitmen Pemerintah Provinsi DIY dalam mencapai keberhasilan transformasi birokrasi yang berbasiskan pada nilai nilai kearifan lokal DIY, yaitu filosofi hamemayu hayuning bawana dan ajaran moral sawiji, greget, sengguh ora mingkuh serta dengan semangat golong gilig.

"Hamemayu Hayuning Bawana" mengandung makna sebagai kewajiban melindungi, memelihara serta membina keselamatan dunia dan lebih mementingkan berkarya untuk masyarakat daripada memenuhi ambisi pribadi. Dunia yang dimaksud mencakup seluruh peri kehidupan baik dalam skala kecil (keluarga), ataupun masyarakat dan lingkungan hidupnya, dengan mengutamakan darma bakti untuk kehidupan orang banyak, tidak mementingkan diri sendiri.  Deferensiasi atau turunan dari filosofi Hamemayu Hayuning Bawana dalam konteks aparatur dapat dijabarkan menjadi tiga aspek. Pertama, Rahayuning Bawana Kapurba Waskithaning Manungsa (kelestarian dan keselamatan dunia ditentukan oleh kebijaksanaan manusia). KeduaDarmaning Satriya Mahanani Rahayuning Nagara (pengabdian ksatria menyebabkan kesejahteraan dan ketentraman negara). KetigaRahayuning Manungsa Dumadi Karana Kamanungsane (kesejahteraan dan ketentraman manusia terjadi karena kemanusiaannya). Budaya Pemerintahan SATRIYA adalah merupakan nilai-nilai yang terkandung di dalam filsofi Hamemayu Hayuning BawanaSATRIYA memiliki dua makna, yakni :

Makna Pertama, SATRIYA dimaknai sebagai watak ksatria. Watak ksatria adalah sikap memegang teguh ajaran moral : sawiji, greget, sengguh, ora mingkuh(konsentrasi, semangat, percaya diri dengan rendah hati, dan bertanggung jawab). Semangat dimaksud adalah golong gilig yang artinya semangat persatuan kesatuan antara manusia dengan Tuhannya dan sesama manusia. Sifat atau watak inilah yang harus menjiwai seorang aparatur dalam menjalankan tugasnya.

Makna kedua, SATRIYA sebagai singkatan dari :

  1. Selaras, artinya : dalam kehidupan selalu menjaga kelestarian dan keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhan, alam dan sesama manusia.
  2. Akal budi Luhur, artinya : keluhuran jatidiri seseorang merupakan pengejawantahan perikemanusiaannya.
  3. Teladan-keteladanan, artinya : dapat dijadikan anutan/ sebagai teladan/contoh oleh lingkungannya.
  4. Rela Melayani, artinya : Memberikan pelayanan yang lebih dari yang diharapkan masyarakat.
  5. Inovatif, artinya : selalu melakukan pembaharuan yang bersifat positif ke arah kemajuan individu dan kelompok.
  6. Yakin dan percaya diri, artinya : dalam menjalankan tugas selalu didasari atas keyakinan dan penuh percaya diri bahwa apa yang dilaksanakan membawa kemajuan dan manfaat baik ke intern maupun ke ekstern.
  7. Ahli-profesional, artinya : mempunyai kompetensi, komitmen dan prestasi pada pekerjaannya.

Masing-masing merupakan butir-butir dari falsafah Hamemayu Hayuning Bawana yang memiliki makna dan pengertian luhur.

Kompetisi Budaya Pemerintahan SATRIYA untuk tingkat OPD Juara I diraih BPPM , juara II diraih Dinas Kesehatan dan Badan Kepegawaian Daerah sebagai juara III. Urutan ke-4 sampai 10 ditempati RS Grhasia, Inspektorat, Diskominfo, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, Bappeda, Biro Tata Pemerintahan dan Dinas Kebudayaan.  Selain itu juga diserahkan tropy kejuaran lomba MTQ KORPRI tingkat Nasional 2018 yang meraih juara harapan I cabang Tahfidz kategori Golongan 5 juz plus atas nama Nurul Isnaini Febriarini.


© 2024 BKD D.I. Yogyakarta. All Rights Reserved.
  • 0274-562150 fax. Psw 2903, (0274) 512080
  • This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
  • Jl. Jenderal Sudirman No. 5, Cokrodiningratan, Jetis, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta kode pos 55233