Berita Terkait BKD D.I. Yogyakarta

Momentum 73 Tahun Yogya Kembali

29 Juni merupakan tanggal yang penting bagi masyarakat Yogyakarta khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Pada tanggal tersebut tahun 1949, terjadi peristiwa bersejarah yaitu “Yogya Kembali”. Yogya Kembali adalah peristiwa bebasnya Yogyakarta yang saat itu ibukota Republik Indonesia pada 1949 dari tentara pendudukan Belanda. Peristiwa tersebut bukan hanya menandakan kembalinya Yogya namun adalah kembalinya kedaulatan Republik Indonesia.

Peristiwa “Yogya Kembali” merupakan salah satu rentetan perjuangan melawan pendudukan Belanda. Berawal dari Serangan Umum 1 Maret 1949 yang diprakarsai oleh Sri Sultan HamengkuBuwono IX dan dikomando oleh Panglima Besar Jenderal Soedirman yang dijalankan operasionalnya oleh Letkol Soeharto. Serangan ini membuka mata dunia bahwa Republik Indonesia masih ada. Rentetan peristiwa berikutnya yaitu Perundingan Roem Royen yang salah satu isinya yaitu Belanda harus angkat kaki dari Republik Indonesia. Kemudian dari hasil Perundingan Roem Royen, Presiden Soekarno memberikan mandat kepada kepada Sri Sultan HemengkuBuwono IX tertanggal 1 Mei 1949 untuk mengatur pengembalian Pemerintahan Republik Indonesia di Yogyakarta. Sehubungan dengan hal tersebut Sri Sultan HamengkuBuwono IX segera membentuk staf persiapan penerimaan ibukota, sebagai Kepala Staf ditetapkan Kolonel Djatikusumo. Untuk memperlancar pengembalian pemerintahan Republik Indonesia di Yogyakarta, maka oleh Komandan WK III, Letkol Soeharto diperbantukan Letnan Marsudi dan Letnan Moh. Dimyati.

Dalam rangka penarikan tentara Belanda dari Daerah Istimewa Yogyakarta yang akan digantikan oleh TNI, antara RI dan Belanda telah disepakati persetujuan “suspension of Arm”. Pada tanggal 10 Mei 1949 Komandan Brigade T Kolonel van Langen, memerintahkan kepada pasukannya yang berada di Karisedanan Yogyakarta untuk menghindarkan pertempuran-pertempuran dengan pasukan Republik Indonesia. Selanjutnya Menteri Negara Republik Indonesia/Koordinator Keamanan, Sri Sultan Hamengku Buwono IX memerintahkan kepada Komandan TNI di Yogyakarta untuk menghindarkan pertempuran dengan Belanda yang diulang lagi dengan perintah baru tanggal 23 Juni 1949.

Pada tanggal 23 Juni 1949 ada berita dari pihak Belanda yang memberitahukan kepada pihak Republik Indonesia di Yogyakarta, bahwa tentara Kerajaan Belanda akan ditarik dari Yogyakarta pada tanggal 24 Juni 1949 mulai pukul 12.00 dari Pos Wonosari. Penarikan tentara Belanda dari Yogyakarta dilangsungkan pada tanggal 29 Juni 1949 yang secara serentak mulai dari selatan ke utara dan keluar dari kota ke jurusan Magelang.

Peristiwa Yogya Kembali dikenang dan diabadikan dengan pendirian Monumen Yogya Kembali. Monumen ini didirikan pada tanggal 29 Juni 1985. Pembangunan monumen dilakukan dengan upacara tradisional penanaman kepala kerbau dan peletakan batu pertama oleh Sri Sultan Hamengkubuwana IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII. Gagasan untuk mendirikan monumen ini dilontarkan oleh kolonel Soegiarto, selaku walikota Yogyakarta pada tahun 1983. Pembangunan monument selesai pada tahun 1989 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto tanggal 6 Juli 1989.

Pembangunan monumen ini dilakukan dengan memperhitungkan beberapa faktor penting. Titik pusat bangunan ini merupakan sebuah titik yang secara imajiner menghubungkan beberapa titik penting di Yogyakarta yaitu Keraton Yogyakarta, Tugu Yogyakarta, Gunung Merapi, Parangtritis Panggung Krapyak. Titik ini sendiri disebut sebagai Garis Imajiner Yogyakarta dan penanda dari titik imajiner ini sendiri berada pada lantai 3 bangunan monumen ini.

Kini, peristiwa “Yogya Kembali” sudah memasuki tahun ke 73. Peristiwa “Yogya Kembali” mengajarkan kita kembali tentang semangat nasionalisme. Nasionalisme adalah suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada negara kebangsaan. Nilai nasionalisme dapat dilihat dari rasa memiliki suatu bangsa serta kesediaan berkorban demi tegaknya suatu bangsa. Kita sebagai generasi penerus perjuangan bangsa harus menumbuhkan semangat nasionalisme untuk memperkuat persatuan dan kesatuan NKRI dan mewujudkan cita-cita kemerdekaan. (diambil dari berbagai sumber)      


© 2024 BKD D.I. Yogyakarta. All Rights Reserved.
  • 0274-562150 fax. Psw 2903, (0274) 512080
  • This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
  • Jl. Jenderal Sudirman No. 5, Cokrodiningratan, Jetis, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta kode pos 55233