Kumpulan Artikel BKD D.I. Yogyakarta

Mendidik Melampaui Zaman

Pernahkah kita merenung sejenak, mengapa manusia butuh belajar secara terus menerus?

Sebagai makhluk yang memiliki keterbatasan, manusia membutuhkan satu sama lain untuk hidup bersama, bahu membahu dan bekerjasama untuk saling melengkapi. Hingga akhirnya sekelompok manusia yang mempunyai tujuan bersama itu memutuskan untuk membentuk sebuah masyarakat.

Masyarakat bersifat dinamis dan harus menyesuaikan dengan dinamika individu di dalam internal maupun perubahan tuntutan dari dunia luar. Ini yang memaksa kita untuk senantiasa meng-upgrade kemampuan kita agar senantiasa update dengan zaman. Dari sekian banyak individu dalam masyarakat, kita akan menemukan seseorang yang kapasitas pengetahuan dan kebijaksanaannya melebihi yang lain. Saat ia berbicara semua pandangan tertuju kearahnya karena tidak ada yang ingin terlewati apa yang disampaikannya. Seolah-olah ia adalah pusat dari semua perhatian yang ada disekitarnya.

Mengapa ini Bisa Terjadi?

Kita lebih sering menyebutnya sebagai sosok pemimpin yang kharismatik. Andaikan ia tidak memiliki jabatan formal, namun orang-orang di sekitarnya tetap menghormati dan menuakannya, meminta nasehatnya dan ingin belajar serta lebih tahu dengan belajar darinya. Singkatnya, setiap yang keluar dari ucapannya adalah ilmu, tindakannya adalah teladan baik dan pemikiran-pemikirannya selalu didasari keinginan untuk menjadi kebaikan bagi sesamanya. Ia adalah pribadi yang memberikan pencerahan. Meskipun ia tidak berprofesi sebagai pengajar tetapi ia adalah profil yang mengundang orang lain untuk menghormatinya dan memanggilnya sebagai "GURU". Tempat yang lain bertanya dan menemukan pemahaman serta pencerahan dalam berbagai permasalahan.

Tentang GURU

Sosok guru sebagai pendidik dari masa ke masa telah mengalami proses transformasi. Di masa lalu seorang guru dikukuhkan oleh pendapat masyarakat. Ia dipandang mampu karena memiliki nilai-nilai luhur yang diikuti oleh yang lain. Ia adalah sosok terpercaya yang kehadirannya diyakini berperan dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat Saat ini kita berpandangan bahwa guru lekat sebagai gelar proofesi. Seseorang yang berprofesi mengajar di sekolah, atau lembaga pendidikan maupun keagamaan, kita sebut ia sebagai "GURU". Guru adalah profesi yang dilabelkan pada seseorang karena pekerjaannya. Guru bertransformasi karena tuntutan akan tingginya penghargaan akan gelar formal. Ini tidak terjadi di masa lalu karena gelar pendidikan tidak dibutuhkan dalam mencari lapangan pekerjaan. Sehingga masyarakat saat ini lebih sadar akan pentingnya pendidikan formal, yang diajarkan disekolah-sekolah formal dan tentu saja dibimbing oleh guru-guru yang dikukuhkan dengan jabatan formal.

Menjadi Pendidik Masa Kini

Ada 3 hal yang merupakan perpaduan antar masa yang dapat menjadi keunggulan bagi guru di masa sekarang.

  1. Karakter pribadi yang didukung oleh nilai-nilai luhur.

    Seseorang dipercaya sebagai penyampai ilmu yang baik, jika setiap ucapannya adalah kebenaran. Ia tidak ingin menyembunyikan sedikitpun ilmu yang dimilikinya demi kebaikan anak didiknya di masa mendatang. Tidak ragu lagi seorang pendidik adalah pribadi yang jujur, amanah dan memiliki integritas. Yaitu kemampuan untuk menyampaikan ilmu dan kebenaran, lalu membawanya dalam sikap dan kemulian perilakunya. Ingatlah, setiap tindakan kita adalah cerminan dari nilai-nilai yang kita fahami, dan itu kita peroleh dari apa yang kita pelajari. Maka milikilah kemulian sikap dengan menjadi teladan kebaikan dilingkungan anda, karena itu cermin keadaan di dalam dirimu.

  2. Memahami dasar-dasar keilmuan.

    Pendidik bukan sekadar penyampai ilmu, terlebih lagi hanya penyampai materi. Ia adalah pribadi yang naskah hidupnya dipenuhi pertanyaan 5W, 1H : why, what, who, where, when dan how. Memahami tidak secara keseluruhan itu sama halnya dengan tidak tahu. Ia berhati-hati dengan apa yang tidak diketahuinya untuk segera dilengkapi. Memelihara apa yang tidak diketahui secara utuh akan melemahkan seseorang dan mendorong terjadinya kesalahan. Maka berfokuslah untuk melengkapi dasar-dasar keilmuan, bukan hanya sekadar menutupi kelemahan-kelemahan dari apa yang tidak kita ketahui. 

  3. Evaluasi diri dan memperbaiki diri secara terus menerus. 

    Padi semakin berisi semakin merunduk. Tidak ada yang lebih kita inginkan dari cita-cita seorang pendidik selain menjadikan anak-anak yang kita didik menjadi cerdas, berilmu dan lebih siap dalam menghadapi tantangan di masa depan. Tujuan kita ada di dalam diri orang-orang yang kita didik, bukan kesuksesan profesi kita, karena kita meyakini ini dengan sendirinya terjadi jika kita menanam kebaikan tersebut. Maka sediakanlah waktu untuk mengevaluasi tujuan kita, apakah keberadaan kita menjadi rahmat dan kebaikan bagi anak-anak didik? Dan dengarkan apa keinginan mereka untuk kita penuhi bersama. Apa yang menjadi kesenangan anak-anak seharusnya menjadi kesenangan kita. Menyediakan diri kita sebagai pemrakarsa hal-hal baru untuk memotivasi anak didik lebih kreatif dll. Ini butuh kerendahan hati kita untuk duduk bersama, mendengarkan dan belajar dari anak-anak kita. Ia butuh seorang guru sebagai orang tua juga sebagai teman, maka sediakanlah diri kita.

Mendidik Melampaui Zaman

Sebagai penutup, tidak ada pekerjaan atau profesi apapun di dunia ini yang menjamin kita menjadi mulia. Kitalah yang menjadikan apapun yang kita kerjakan menjadi manfaat bagi orang lain. Menjadi pendidik identik dengan pekerjaan yang mulia itu, namun sekali lagi, anda pribadi sebagai penentu kemuliaan anda. Ilmu kita yang teramalkan dengan baik dalam perilaku kita, jauh memiliki kemanfaatan yang dapat diteladani dari masa ke masa. Marilah kita memiliki niat yang tulus untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dengan menjadi pendidik yang terbaik, yang menjadi lilin penerang bagi kegelapan disekitar kita. Ia tidak hanya untuk mendidik saat ini saja, tetapi mendidik bagi masa depan dan melampaui zaman


© 2024 BKD D.I. Yogyakarta. All Rights Reserved.
  • 0274-562150 fax. Psw 2903, (0274) 512080
  • This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
  • Jl. Jenderal Sudirman No. 5, Cokrodiningratan, Jetis, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta kode pos 55233