Kumpulan Artikel BKD D.I. Yogyakarta

Tahun Baru 2013 Dengan Semangat dan Kinerja Baru

Terkadang Tahun Baru, hanyalah sekedar seremonial pergantian tahun belaka, bahkan ada ungkapan seperti ini: “Banyak orang menanti tahun baru hanya untuk memulai kebiasaan-kebiasaan lama.” 

Apakah semua harapan di Tahun lalu sudah tercapai? tentunya akan ada 2 kemungkinan yang terjadi yaitu Tercapai dan Belum Tercapai. Karena harapan-harapan yang belum dapat diraih bukan merupakan sesuatu kegagalan, melainkan sesuatu yang masih tertunda. ingat jangan pernah menganggap diri kita gagal dalam menggapai cita-cita dan harapan kita.

” JANGAN PERNAH MENGANGGAP DIRI KITA GAGAL

DALAM MENGGAPAI CITA-CITA & HARAPAN KITA “ 

Harapan-harapan yang tertunda di Tahun ini. Tidak perlu kita meratapinya, karena yang kita butuhkan adalah Semangat. Semangat untuk berusaha menggapai harapan-harapan kita yang masih tertunda. Beragam motivasi masing-masing individu merayakan tahun baru ini. Realita yang terjadi adalah momen tahun baru lebih cenderung ke arah hedonis dan hura-hura, tidak hanya di kota-kota besar, di desa terpencil pun sudah mulai mengikuti tradisi tersebut. Kita sendiri mungkin belum tahu apakah makna yang tersirat dalam pergantian tahun ini, seyogyanya pergantian tahun adalah waktu untuk berintrospeksi.

Khalifah Umar bin Khattab pernah berkata: "Haasibuu qabla an tuhaasabuu," (introspeksilah diri sebelum diintrospeksi orang lain). Nasihat ini pun mengingatkan kita dengan sebuah ungkapan, "Semut di ujung lautan terlihat jelas sedangkan gajah di pelupuk mata tak tampak." Seharusnya qoul (perkataan) Umar ini menjadi acuan kita. Jika nasihat bijak ini selalu mengiringi langkah setiap individu, niscaya tak akan pernah ada sifat takabur dalam diri manusia. Ada dua makna yang harus dipahami dalam instrospeksi).

  1. Pertama, mengoreksi diri sebelum melakukan perbuatan, yaitu introspeksi terhadap segala sesuatu yang terbersit dalam hati. Alangkah baiknya setiap aktivitas, renungkan sejenak apakah perbuatan itu mendatangkan maslahat (kebaikan) atau sebaliknya, mudharat (keburukan)? Apakah akan memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain atau sama sekali tidak bermakna (meaning less). Jika berada dalam keraguan, sebaiknya tinggalkan.
  2. Kedua, mengoreksi diri setelah melakukan perbuatan. Ada sebuah perkataan bijak, "Lupakan semua kebaikan yang pernah dilakukan, dan ingat segala kesalahan yang pernah diperbuat." Karena siapa pun tidak tahu apakah kebaikan yang pernah dilakukan, diterima atau ditolak oleh Allah. Sebaliknya, keburukan yang pernah dilakukan senantiasa tersimpan di hadapan Allah. Maknanya, kita senantiasa melakukan serta meningkatkan kebaikan dalam segala hal. Selain itu juga untuk menutupi semua perbuatan dosa yang telah lampau.  

Dalam kitab Arba'iin al-Nawawi, ada potongan hadits yang berbunyi: "Wa atbi'i al saiyyiaat al hasanaat tamhuhaa wa khaaliqinnas bi khuluqin hasanin." Maksudnya, kita diperintahkan untuk mengiringi setiap perbuatan buruk dengan perbuatan yang terpuji, sehingga amal kebaikan tersebut akan menghapus amal buruk yang pernah dilakukan. Hadits tersebut juga manganjurkan agar bersosialisasi dengan budi pekerti yang baik.

Terkait dengan budi pekerti yang baik, seorang tasawuf terkemuka, Junaid al-Bagdadi pernah memberikan nasihat kepada muridnya, "Jika kamu bertemu orang fakir, janganlah dimulai dengan memperbincangkan ilmu pengetahuan, tetapi mulailah dengan sikapmu yang lemah lembut. Karena ilmu itu membuat mereka liar, sedangkan sikapmu yang lemah lembut membuat mereka jinak." Oleh karena itu, kelembutan budi pekerti adalah kunci dalam pergaulan di masyarakat.

Banyak sekali langkah yang dapat ditempuh dalam rangka introspeksi diri, diantaranya: melakukan evaluasi diri terhadap amal ketaatan yang dilakukan dengan semestinya, melakukan evaluasi diri dalam setiap perbuatan yang lebih baik ditinggalkan daripada dikerjakan. Apakah perbuatan tersebut lebih cenderung bermanfaat atau mudharat dan melakukan introspeksi diri dalam perkara yang boleh atau yang biasa dilakukan. Apakah perbuatan tersebut dilakukan mengharap ridha Allah ataukah melakukannya karena ingin mendapatkan gemerlapnya dunia. Dengan introspeksi sebelum dan sesudah melakukan perbuatan, Insya Allah akan menambah rasa syukur dalam setiap nikmat yang telah diberikan. 

Semoga di Tahun yang Baru ini akan muncul Semangat Baru, semangat yang lebih hebat dan semangat yang lebih dasyat dibandingkan semangat anda kemarin..

Selamat Tahun Baru 2013, Semoga Harapan dan Cita-cita dapat tercapai ditahun ini

Disarikan dari Buletin Keluarga Sakinah DPU Daarut Tauhiid.


© 2024 BKD D.I. Yogyakarta. All Rights Reserved.
  • 0274-562150 fax. Psw 2903, (0274) 512080
  • This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
  • Jl. Jenderal Sudirman No. 5, Cokrodiningratan, Jetis, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta kode pos 55233