
Yogyakarta, 3 November 2025 — Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X melantik 9 orang Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di Lingkungan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
Pelantikan dan pengambilan sumpah yang dilaksanakan di Bangsal Kepatihan berlangsung dengan nuansa memadukan tradisi budaya lokal, semangat antargenerasi, serta fokus pada pencapaian hasil bagi kesejahteraan rakyat. Dalam sambutannya, Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan bahwa jabatan adalah amanah rakyat yang menuntut tanggung jawab, integritas, dan kesungguhan.
Inti sambutan yang disampaikan Sri Sultan Hamengku Buwono X menyoroti pentingnya harmonisasi antara generasi senior dan Generasi Z di arena birokrasi. Generasi senior membawa kebijaksanaan berkat pengalaman, sementara Generasi Z menghadirkan ritme kerja yang cepat, ketat terhadap data, dan orientasi solusi berbasis teknologi. “Yang tua mentransfer nilai, yang muda menyalakan inovasi” menjadi gambaran kolaborasi yang diharapkan mampu melahirkan birokrasi yang tidak hanya efisien, tetapi juga relevan, adaptif, dan visioner.
Gubernur menekankan perlunya pertautan jiwa lintas generasi agar nilai, pengalaman, dan kearifan tidak terkungkung masa lalu, melainkan menjadi pendorong perubahan. Pembangunan di DIY tidak lagi sekadar banyaknya aktivitas, melainkan dampak nyata bagi rakyat. Oleh karena itu, pendekatan SAKIP Tematik dijadikan kompas untuk menarget isu prioritas seperti pengentasan kemiskinan, pengendalian inflasi, penurunan stunting, dan pertumbuhan ekonomi.
Dalam konteks tata kelola, Sekretaris Daerah bersama Asisten Sekda berperan sebagai penggerak utama sinergi lintas-OPD guna menjamin program tematik berjalan terpadu, efisien, dan tepat sasaran. Kepala OPD diharapkan menjadi pelaksana yang proaktif, mampu menerjemahkan arah kebijakan ke dalam aksi nyata di lapangan, serta memastikan setiap rupiah anggaran membawa manfaat konkret bagi masyarakat.
Gubernur juga mengajak seluruh hadirin merenungi makna bekerja dengan cinta melalui puisi Kahlil Gibran yang menekankan pengabdian sebagai membangun rumah dengan penuh kasih sayang, seakan rumah itu milik kekasih. Ia menutup sambutan dengan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar memberikan kekuatan serta meridhai setiap upaya dalam tugas baru ini. Pesan akhirnya: belajar, memadukan potensi lintas generasi, dan menemukan inovasi yang bermanfaat bagi rakyat dan daerah.
Publik juga diingatkan bahwa keseharian birokrasi membutuhkan keseimbangan antara kebijakan yang visioner dengan pelaksanaan yang konkret di lapangan, serta komitmen untuk menghadirkan layanan publik yang lebih baik melalui kerja nyata, tepat biaya, dan tepat sasaran.


