Berita Terkait BKD D.I. Yogyakarta

29 Juni merupakan tanggal yang penting bagi masyarakat Yogyakarta khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Pada tanggal tersebut tahun 1949, terjadi peristiwa bersejarah yaitu “Yogya Kembali”. Yogya Kembali adalah peristiwa bebasnya Yogyakarta yang saat itu ibukota Republik Indonesia pada 1949 dari tentara pendudukan Belanda. Peristiwa tersebut bukan hanya menandakan kembalinya Yogya namun adalah kembalinya kedaulatan Republik Indonesia.

Peristiwa “Yogya Kembali” merupakan salah satu rentetan perjuangan melawan pendudukan Belanda. Berawal dari Serangan Umum 1 Maret 1949 yang diprakarsai oleh Sri Sultan HamengkuBuwono IX dan dikomando oleh Panglima Besar Jenderal Soedirman yang dijalankan operasionalnya oleh Letkol Soeharto. Serangan ini membuka mata dunia bahwa Republik Indonesia masih ada. Rentetan peristiwa berikutnya yaitu Perundingan Roem Royen yang salah satu isinya yaitu Belanda harus angkat kaki dari Republik Indonesia. Kemudian dari hasil Perundingan Roem Royen, Presiden Soekarno memberikan mandat kepada kepada Sri Sultan HemengkuBuwono IX tertanggal 1 Mei 1949 untuk mengatur pengembalian Pemerintahan Republik Indonesia di Yogyakarta. Sehubungan dengan hal tersebut Sri Sultan HamengkuBuwono IX segera membentuk staf persiapan penerimaan ibukota, sebagai Kepala Staf ditetapkan Kolonel Djatikusumo. Untuk memperlancar pengembalian pemerintahan Republik Indonesia di Yogyakarta, maka oleh Komandan WK III, Letkol Soeharto diperbantukan Letnan Marsudi dan Letnan Moh. Dimyati.

Dalam rangka penarikan tentara Belanda dari Daerah Istimewa Yogyakarta yang akan digantikan oleh TNI, antara RI dan Belanda telah disepakati persetujuan “suspension of Arm”. Pada tanggal 10 Mei 1949 Komandan Brigade T Kolonel van Langen, memerintahkan kepada pasukannya yang berada di Karisedanan Yogyakarta untuk menghindarkan pertempuran-pertempuran dengan pasukan Republik Indonesia. Selanjutnya Menteri Negara Republik Indonesia/Koordinator Keamanan, Sri Sultan Hamengku Buwono IX memerintahkan kepada Komandan TNI di Yogyakarta untuk menghindarkan pertempuran dengan Belanda yang diulang lagi dengan perintah baru tanggal 23 Juni 1949.

Pada tanggal 23 Juni 1949 ada berita dari pihak Belanda yang memberitahukan kepada pihak Republik Indonesia di Yogyakarta, bahwa tentara Kerajaan Belanda akan ditarik dari Yogyakarta pada tanggal 24 Juni 1949 mulai pukul 12.00 dari Pos Wonosari. Penarikan tentara Belanda dari Yogyakarta dilangsungkan pada tanggal 29 Juni 1949 yang secara serentak mulai dari selatan ke utara dan keluar dari kota ke jurusan Magelang.

Peristiwa Yogya Kembali dikenang dan diabadikan dengan pendirian Monumen Yogya Kembali. Monumen ini didirikan pada tanggal 29 Juni 1985. Pembangunan monumen dilakukan dengan upacara tradisional penanaman kepala kerbau dan peletakan batu pertama oleh Sri Sultan Hamengkubuwana IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII. Gagasan untuk mendirikan monumen ini dilontarkan oleh kolonel Soegiarto, selaku walikota Yogyakarta pada tahun 1983. Pembangunan monument selesai pada tahun 1989 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto tanggal 6 Juli 1989.

Pembangunan monumen ini dilakukan dengan memperhitungkan beberapa faktor penting. Titik pusat bangunan ini merupakan sebuah titik yang secara imajiner menghubungkan beberapa titik penting di Yogyakarta yaitu Keraton Yogyakarta, Tugu Yogyakarta, Gunung Merapi, Parangtritis Panggung Krapyak. Titik ini sendiri disebut sebagai Garis Imajiner Yogyakarta dan penanda dari titik imajiner ini sendiri berada pada lantai 3 bangunan monumen ini.

Kini, peristiwa “Yogya Kembali” sudah memasuki tahun ke 73. Peristiwa “Yogya Kembali” mengajarkan kita kembali tentang semangat nasionalisme. Nasionalisme adalah suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada negara kebangsaan. Nilai nasionalisme dapat dilihat dari rasa memiliki suatu bangsa serta kesediaan berkorban demi tegaknya suatu bangsa. Kita sebagai generasi penerus perjuangan bangsa harus menumbuhkan semangat nasionalisme untuk memperkuat persatuan dan kesatuan NKRI dan mewujudkan cita-cita kemerdekaan. (diambil dari berbagai sumber)      



Memperhatikan Berita Acara Panitia Seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2022 Nomor 821/03762 tanggal 16 Juni 2022 dan Nomor 821/03763 tanggal 16 Juni 2022 berdasarkan hasil penilaian penulisan makalah, uji gagasan/wawancara, uji kompetensi serta rekam jejak jabatan, disampaikan hal-hal sebagai berikut: 

Selengkapnya dapat diunduh pada tautan di bawah ini,


Berdasarkan Pengumuman Pemerintah Daerah Daerah lstimewa Yogyakarta Nomor 814/10169 tanggal 16 Juni 2022 tentang Seleksi Penggantian Formasi Tenaga Bantu yang diterima CPNS Tahun 2022, bersama ini diumumkan hasil seleksi administrasi dan jadwal pelaksanaan SKD, SKB dan Wawancara berbasis komputer, pengumuman lengkap dapat dilihat pada tautan di bawah ini:


Kontingen Sulawesi Selatan yang mengikuti Pesta Paduan Suara Gerejawi (PESPARAWI) XIII Tahun 2022 tiba di Yogyakarta (20/6/2022). Kepala Badan Kepegawaian Daerah, Amin Purwani S.H., M.Ec.Dev,  Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah DIY, Drs. Teguh Suhada, M.Si, perwakilan dibidang terkait lainnya menyambut kedatangan Kontingen dari Provinsi Sulawesi Selatan yang dipimpin oleh Ketua Umum LPPD Provinsi Sulawesi Selatan, Ellong Tjandra, SE, MM di Bandar Udara Internasional Yogyakarta (YIA), Kepek, Palihan, Kec. Temon, Kabupaten Kulon Progo.

“Sugeng Rawuh para peserta Kontingen Provinsi Sulawesi Selatan, kami Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam hal ini sebagai OPD Badan Kepegawaian Daerah DIY siap mendukung dan menyukseskan gelaran PESPARAWI Nasional XIII”, ujar Amin.

Badan Kepegawaian Daerah DIY mendukung dan menyambut penyelenggaraan Pesta Paduan Suara Gerejawi (PESPARAWI) XIII Tahun 2022 yang digelar pada 19-26 Juni 2022. Peserta pada agenda tersebut berasal dari 34 provinsi seluruh Indonesia. Kegiatan yang diadakan tiga tahun sekali ini mengusung tema mengusung tema “Harmony in Diversity (Harmoni Dalam Keberagaman)”, dengan harapan kegiatan ini dapat memupuk rasa kesatuan dan penguatan kerukunan umat beragama dan menguatkan moderasi beragama dengan keberagaman baik secara internal ataupun antar umat beragama.

PESPARAWI Nasional (Pesta paduan Suara Gerejawi Tingkat Nasional) yang telah melalui perjalanan yang panjang (kurang lebih 30 tahun) lahir dari semangat untuk memberikan kesaksian kabar baik secara bersama-sama dari gereja-gereja di Indonesia, saat ini tidak lagi eksklusif menjadi milik kalangan gerejawi melainkan telah menjadi milik masyarakat umum. Sejak penyelenggaraan PESPARAWI Nasional I tahun 1983 hingga sekarang, keterlibatan masyarakat luas dari berbagai kalangan agama maupun ras dalam penyelenggaraan PESPARAWI Nasional baik sebagai penyelenggara maupun pengunjung atau penikmat perlombaan menandakan bahwa kegiatan ini telah memberikan aura positif bagi masyarakat Indonesia secara luas.

PESPARAWI merupakan acara rutin yang digelar dalam tiga tahun sekali. Pada gelaran yang ke-XIII ini seharusnya diadakan pada Tahun 2021, namun harus ditunda hingga tahun ini karena pandemi Covid-19. Rangkaian PESPARAWI XIII dimulai dengan karnaval yang dimulai di titik nol Kota Yogyakarta dan berakhir di komplek Kepatihan pada hari Minggu, 19 Juni 2022 pukul 15.30-selesai. Rangkaian acara PESPARAWI sendiri akan berlangsung pada 19-26 Juni 2022. Setiap provinsi di Indonesia akan mengirimkan perwakilannya untuk bertanding di Yogyakarta yang menjadi tuan rumah PESPARAWI XIII.

Pesparawi Nasional XIII mempertandingkan 12 kategori lomba yang terdiri dari Lomba Paduan Suara Dewasa Campuran, Paduan Suara Dewasa Wanita, Paduan Suara Dewasa Pria, Paduan Suara Remaja Putra Puteri, Paduan Suara Anak (usia 7-13 tahun), Musik Pop Grejawi (MPG), dan Musik Gerejawi Nusantara (MGN), Vocal Group Remaja Putra Puteri, Solo Remaja Putra, Solo Remaja Putri, Solo Anak (usia 7-9 tahun), Solo Anak (usia 10-13 tahun).

Penyelenggaraan lomba PESPARAWI XIII tersebar di empat lokasi, yaitu Gedung Graha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada (UGM), Gedung Pertunjukkan Univesitas Negeri Yogyakarta (UNY), Auditorium Driyarkara Universitas Sanata Dharma (USD), dan Concert Hall Institut Seni Indonesia Yogyakarta (ISI).

“Para peserta kontingen harus menjaga stamina, kesehatan, dan istirahat yang cukup agar dapat secara maksimal pada saat perlombaan, Selamat berlomba dan Semoga meraih prestasi yang terbaik”, harap Amin.


Dalam rangka optimalisasi tugas fungsi organisasi perangkat Daerah yang ditinggalkan tenaga bantu pasca penerimaan CPNS 2021, Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta membuka kesempatan kepada Masyarakat DIY yang memenuhi syarat untuk mengisi formasi tenaga bantu untuk masa kerja 1 Juli 2022 s.d 31 Desember 2022 (formasi sebagaimana Lampiran l) dengan ketentuan sebagaimana tersebut dapat diunduh pada tautan di bawah ini:


Matematika adalah salah satu ilmu yang paling tua dalam kehidupan manusia. Ilmu matematika merupakan ilmu yang dari waktu ke waktu terus berkembang. Matematika selalu berkembang seperti di Tiongkok pada tahun 300 SM, di India pada tahun 100 M, dan di Arab pada tahun 800 M, hingga zaman Renaisans. Kemudian temuan matematika berinteraksi dengan peningkatan yang cepat di dalam laju penemuan matematika yang berlanjut hingga saat ini.

Tidak heran wajah matematika sering di gambarkan sebagai ilmu yang kering, serius dan membosankan dan juga matematika menjadi mata pelajaran yang paling banyak tidak disukai oleh pelajar karena matematika menuntut kita agar dapat berhitung, memecahkan masalah, berpikir logis, berpikir kritis, sistematis dan juga memahami konsep-konsep matematika.

Kenapa kita harus belajar matematika? Belajar matematika melatih kita menjadi manusia yang lebih teliti, cermat dan tidak ceroboh, matematika melatih kita untuk berpikir sistematis, membuat kita menjadi orang yang sabar dalam menjalani kehidupan. Kegunaan matematika memang sangat penting dan dekat dalam aspek kehidupan. Matematika bahkan bisa membuat manusia memiliki persepsi baru terhadap suatu persoalan.

Menurut Ebbut dan Straker mendifinisikan matematika sebagai berikut:

  1. Matematika sebagai kegiatan penelusuran pola dan hubungan.
  2. Matematika sebagai kreativitas yang memerlukan imajinasi, intuisi dan penemuan.
  3. Matematika sebagai kegiatan pemecahan masalah.
  4. Matematika sebagai alat komunikasi.

Lalu bagaimana matematika bisa di Badan Kepegawaian Daerah? Matematika bisa diterapkan diberbagai bidang apapun dalam kehidupan sehari hari. Seorang matematika yang berwawasan luas akan mengembangkan pemahaman tentang bagaimana ide-ide matematika digunakan dan bagaimana menggunakan proses pemikiran matematika untuk memecahkan suatu permasalahan di kehidupan sehari hari.

Banyak sekali penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari salah satu penerapan matematika di dunia pekerjaan pada Badan Kepegawaian Daerah DI Yogyakarta antara lain:

  1. Analisis regresi liniear berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh disiplin dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai.
  2. Aritmatika untuk membantu menyusun anggaran belanja pemasukan dan pengeluaran instansi Badan Kepegawaian Daerah.
  3. Penggunaan Algoritma Djikstra untuk informasi geografis pemetaan aset Badan Kepegawaian Daerah.
  4. Rata-rata (mean) dan statistik digunakan untuk menghitung rata-rata anggaran belanja setiap bulan maupun pertahun di BKD.
  5. Teori peluang diterapkan pada target yang harus dicapai oleh peserta CPNS untuk mendapatkan peluang lulus test CPNS.
  6. Regresi linear digunakan untuk pengaruh tunjangan perbaikan penghasilan (TPP) terhadap semangat kerja aparatur pada Badan Kepegawaian Daerah.
  7. Logika matematika digunakan untuk pengambilan keputusan secara tepat dalam waktu singkat. Para pengambil keputusan harus berlogika matematika untuk meminimalkan dampak terburuk yang sewaktu-waktu dapat terjadi.

Profil Singkat BKD DIY

Badan Kepegawaian Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan lembaga kepegawaian yang  ada di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang merupakan perkembangan dari lembaga kepegawaian yang ada sebelumnya.


© 2025 BKD D.I. Yogyakarta. All Rights Reserved.
  • 0274-562150 fax. Psw 2903, (0274) 512080
  • This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
  • Jl. Jenderal Sudirman No. 5, Cokrodiningratan, Jetis, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta kode pos 55233